(CAHAYA DI TANAH
DAMULI : Karya Anak Fagogoru)
Oleh :
Kismanto Koroy
Kronologis :
Berawal
dari usaha perbengkelan motor dan usaha dagang sembako (sembilan bahan pokok), di Desa Peniti Kecamatan Patani Timur,
Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Lelaki bernama lengkap Asrif
Nasir (34),memulai ide gilanya dengan merakit sebuah mesin penerangan menggunakan
dynamo berkapasitas 3000 wattdari
sisa-sisa bahan rongsokan.Lelaki yang biasa disapa dengan nama “Ifo” terinspirasi untuk melakukan ide
gila tersebutdengan alasan sederhana.
Pada suatu malam, ketika sedang keluar
dengan anak keduanya (Rehan) di kampung tetangga (Masure) untuk bersilaturahmi di
keluarganya. Selepas dari silaturahmi dengan keluarga, Asrif pamitan untuk
kembali ke-rumahnya. Saat perjalanan pulang ke-rumah, tiba-tiba lampu PLN
padam. Spontan ketika jalanan sudah tidak ada cahaya untuk menerangi perjalanan
pulang mereka, Ifo langsung mengatakan kepada anaknya “tong istrahat dulu, lampu masih mati kon” untuk berhenti sejenak.
Persis dihadapan mereka berdiri kokoh sebuah bangunan Mesjid (tempat ibadah),
juga terlihat gelap tanpa ada cahaya sedikitpun. Waktu berlalu, tak terasa ± 2
(dua) jam dia menunggu. Dalam benaknya bertanya-tanya, kenapa tidak ada satu
orangpun yang bisa menaikkan lampu pelita (loga-loga)
kedalam mesjid tersebut.? Padahal disekitar bangunan mesjid sudah terlihat
cahaya-cahaya pelita dan lilin yang menerangi rumah-rumah warga. Tak habis pikir,
dengan sedikit rasa kesal terlihat diwajahnya, Asrif memutuskan untuk
melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Sesampainya mereka dirumah, waktu sudah
menunjukan pukul. 02.00 WIT, Ifo masih terus berpikir, kenapa sampai sekarang
di Desa ini kondisi lampu PLN masih belum normal, padahal beberapa tahun yang
lalu Desa-nya baru resmi menggunakan lampu penerangan dari pemerintahalias PLN. Sambil berlalu-lalang di
dalam rumah, sesekali Ifo melihat barang-barang rongsokan yang rencananya akan
dijual kepembeli besi tua.Malam itu benar-benar sulit bagi dirinya, sepintas
ada khayalan“kalau saya jadi Bupati, saya akan pasang lampu siang-malam di kampung
ini”namun tersadar dari khayalan itu dia kemudian berkatahaltersebut
tak mungkin terjadi pada dirinya, apalagi hanya lulusan SD (Sekolah Dasar)
seperti saya ini. Lantas sumbangsih apa yang harus dipersembahkan untuk kampung
ini.? Kembali ke tempat barang-barang rongsokan, tiba-tiba ada ide gila yang
muncul dipikirannya untuk merakit sebuah mesin penerangan yang disebut oleh-nya
“listrik tenaga air” (PLTA)dengan
menggunakan bahan-bahan rongsokan yang dia miliki.
Singkat cerita sebuah karya anak Fagogoru, yang dilatar belakangi oleh fakta sosial di negeri ini,
merupakan bukti nyata yang mesti diberi apresiasi.Karya yang dianggap oleh
sebagian orang atas ide yang dilakukan oleh Ifo, mengatakan bahwa apa yang
dibuatnya sangat tidak mungkin. Sikap tegar dan optimis sembari tetap berusaha
dan berdo’a atas apa yang dilakukannya, tidaklah surut meskipun harus
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan uang dari hasil jualan sembako dan
usaha perbengkelan yang dia geluti. Bermodalkan barang-barang rongsokan
seperti; drum, felek motor, dynamo, besi
bekas dan pipa yang dipinjam dari tetangga rumahnya, Ifo memulai untuk merakit mesin
tenaga air (PLTA). Waktu berjalan, setiap harinya Ifo disibukkan dengan
aktifitasnya merancang mesin tersebut. Tak terasa, waktu yang dihabiskan sudah
1 (satu) tahun 15 hari, mulai dari perencanaan sampai finish. Tepatnya di tanggal 4 Februari 2016, pemasangan alat
sekaligus uji coba mesin dilakukan, dibantu oleh sebagian masyarakat yang
merasa penasaran atas karya yang dilakukan oleh Asrif. Rasa penasaran masyarakat
yang semakin memuncakatas apa yang dilakukan olehnya, membuat Ifo sedikit
khawatir meskipun dia juga lebih penasaran. Waktu pemasangan telah selesai, uji
coba-pun dimulai, hasilnya ketika kincir angin yang dirakit sudah berputar
setelah dialiri air dengan tekanan cukup deras, dan hasilnya balon lampu yang
dipasang di bawah pepohonan langsung menyala.
Alat Penerangan dan Komitmen
Pemerintah
Tanggal
5 - 6 April 2016, sebuah momen penting bagi Pemerintah Daerah bahkan sebagian
besar masyarakat yang ada di Maluku Utara, karena telah kedatangan tamu Negara
(Presiden RI) Bapak. Joko Widodo dan beberapa Menteri-nya. Dalam kunjungan
kerja tersebut dengan agenda peresmian pembangunan infrastruktur seperti
jembatan pelabuhan dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Kabupaten
Pulau Morotai dan Kabupaten Halmahera Utara. Dalam sambutannya, Presiden RI
Bapak. Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan berkomitmen untuk membangun
fasilitas-fasilitas umum diwilayah timur Indonesia terutama alat penerangan dan
jembatan pelabuhan, sebagaimana yang diberitakan beberapa media cetak dan
eletronik.
Pengembanganpembangkit listrik
dengan memanfaatkan sumber daya alam sebagai energi terbarukan, merupakan
langkah preventif pemerintah pusat yang mesti diapresiasi. Sadar akan
pentingnyakomitmen pemerintah pusat dalam capaian target menuju “Indonesia
Terang”, maka langkah tegas yang patut di teladani bagi setiap
kepala-kepala daerah, baik ditingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/ kota
untuk bersinergi.Kapasitas sumber daya alam yang dimiliki Maluku Utara terhitung
cukup mendukungprogram pemerintah, mulai dari PLTS/ PLTU/ dan PLTA. Pembangunan
infrastruktur di bidang penerangan sudah dilakukan dibeberapa daerah di-Indonesia
termasuk Maluku Utara. Beberapa diantaranya yang dibangun di Kabupaten Pulau
Morotai dan Kabupaten Halmahera Utara.Disisi lain, ketika komitmen pemerintah
yang semakin menggiliat, ada pemandangan tak enak terlihat dari wajah
masyarakat se-Kecamatan Patani atas kondisi lampu penerangan yang beroperasi tidak normal. (baca
kronologis).Kondisi seperti ini terjadi di beberapa Desa di Kabupaten
Halmahera Tengah, bahkan di beberapa kabupaten/ kota di wilayah Maluku Utara.